Jumat, 05 Oktober 2012

Mari Belajar PAI !!! AL-QUR'AN


A. Pengertian al-Qur’an
Dalam pengertian mengenai al-Qur’an dapat ditinjau dari dua aspek, sebagai berikut:
1) Aspek Etimologis
Makna kata Qur’an adalah sinonim dengan qira’ah dan keduanya berasal dari kata qara’a. dari segi makna, lafal Qur’an bermakna bacaan. Kajian yang dilakukan oleh Dr. Subhi Saleh menghasilkan suatu kesimpulan bahwa al-Qur’an dilihat dari sisi bahasa berarti bacaan, adalah merupakan suatu pendapat yang paling mendekati kebenaran.[1]
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Umat ini menyakininya sebagai firman-firman Allah swt. yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada Nabi terakhir, Muhammad saw., untuk disampaikan kepada umat manusia hingga akhir zaman. Dari segi pengertian bahasa, ulama berbeda pendapat tentang asal kata ‘al-Qur’an’.[2]
Menurut Manna’ al-Quthan, qura’a berarti berkumpul dan menghimpun. Qira’ah, menghimpunkan huruf-huruf dan kata-kata itu antara satu sama lain pada waktu membaca al-Qur’an berasal dariqira’ah. Berasal dari kata-kata qara’a, qira’atan, dan qur’aanan[3]. Allah swt. berfirman :
¨
Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (al-Qur’an) di dadamu dan membuatmu pandai membaca. Maka bila kami telah selesai membacakannya ikutilah bacaannya itu” (al-Qiyamah: 17-18)[4]

2) Aspek Terminologi
Ditinjau dari aspek terminologi kata al-Qur’an sesungguhnya telah banyak dikemukakan oleh para ‘Ulama. Di antaranya mereka ada yang memberikan pengertian sama dengan al-kitab, karena selain nama al-Qur’an, wahyu tersebut dikenal dengan sebutan al-kitab. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an sebagai berikut :

Artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu” (QS. An-Nahl : 89).[5]

Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan” (QS. al-An’am : 38).[6]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertia al-Qur’an adalah Kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.[7]
Kaitannya dengan hal ini Al-Khudari memberikan definisi bahwa al-kitab adalah al-Qur’an yaitu lafal bahasa Arab yang diturunkan pada Muhammad untuk dipelajari dan diingat, yang dinukil secara mutawatir, termaktub di antara dua sisi awal dan akhir, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.
Dalam definisi di atas tegas bahwa al-kitab adalah al-Qur’an itu sendiri. Menurut Al-Amidi penegasan ini dipandang perlu untuk membedakan antara al-Qur’an dengan kitab-kitab lainnya seperti Taurat, Injil dan Zabur. Sebab ketiga kitab ini juga diturunkan oleh Allah yang wajib di imani oleh setiap muslim.[8]
As-Shabuni mengemukakan dalam At-Tibyan Fi Ulum Al-Qur’an, al-Qur’an adalah firman Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan pada Nabi terakhir ditulis dalam beberapa mushaf, bersifat mutawatir dan bernilai ibadah jika dibaca. Dr. Subhi Saleh menegaskan bahwa al-Qur’an dengan sebutan apapun adalah firman Allah yang mengandung mu’jizat diturunkan pada Muhammad saw ditulis dalam beberapa mushaf serta bersifat mutawatir dan bernilai ibadah jika dibaca.[9]
Dari beberapa definisi dan uraian diatas dapat diambil pengertian dan kesimpulan bahwa Al-Qur’an secara terminologi meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Kalamullah.
2. Dengan perantara malaikat Jibril.
3. Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
4. Sebagai mu’jizat.
5. Ditulis dalam mushaf.
6. Dinukil secara mutawatir.
7. Dianggap ibadah orang yang membacanya.
8. Dimulai dengan surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas.
9. Sebagai ilmu laduni global.
10. Mencakup segala hakikat kebenaran.[10]
B. Perbedaan al-Qur’an, Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
Sebelum megemukakan tentang perbedaan antara al-Qur’an dan Hadis Hudsi dan Hadis Nabawi, maka penulis memandang perlu untuk menjelaskan secara sepintas tentang definisi daripada hadis qudsi dan hadis nabawi.
Hadis Qudsi adalah perkataan-perkataan yang disabdakan Nabi saw. dengan mengatakan: “Allah berfirman…’ Nabi menyandarka perkataan itu kepada Allah beliau meriwayatkan dari Allah swt.[11]Menurut Ath Thibi sebagimana dikutip M. Hasbi Ash Shiddieqy bahwa hadis qudsi merupakan titahTuhan yang disampaikan kepad Nabi did lam mimpi atau dengan jalan ilham, lalu Nabi menerangkan apa yang dimimpikannya itu, dengan susunan perkataan beliau sendiri serta menyandarkan kepada Allah. Hadis qudsi juga dsebut hadis ilahi dan hadis rabbany.[12]
Kata hadis atau al-hadis secara terminology, para ahli berbeda pendapat dalam memberikan pengertian tentang hadis, terutama ahli hadis ahli ushul. Ahli hadis mendefenisikan hadis dengan “segala ucapan Nabi, segala perbuatan beliau, dan segala keaadan beliau”.[13] Utang Ranuwijaya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hal ihwal atau keadaan di sini adalah segala pemberitaan tentang Nabi saw., seperti yang berkaitann dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebisaan-kebisaannya. Dari sini sehingga ahli hadis memberikan pengertian bahwa hadis adalah segala ucapan, perkataan, keadaan atau perilaku Nabi saw..[14]
1. Perbedaan al-Qur’an dengan Hadis Qudsi
a. Al-Qur’an al-Karim adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah dengan lafalnya, dan dengan itu pula orang Arab ditantang; sedang Hadis Qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mu’jizat.
b. Al-Qur’an al-Karim hanya dinisbahkan kepada Allah, sehingga dikatakan: Allah Ta’ala telah berfirman. Sedang Hadis Qudsi terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah; sehingga nisbah Hadis Qudsi itu merupakan nisbah buatan.
c. Seluruh isi Al-Qur’an al-Karim dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak. Sedang Hadis Qudsi kebanyakan adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalany Hadis Qudsi itu sahih, terkadang hasan (baik) dan terkadag dhoif (lemah).
d. Al-Qur’an al-Karim dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Sedang Hadis Qudsi maknanya sja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah saw.
e. Membaca al-Qur’an al-Karim merupakan ibadah; karena itu ia dibaca di dalam sholat; sedang Hadis Qudsi tidak disuruh membacanya dalam sholat.[15] Hal ini sesuai dengan bunyi hadis :
من قرأ حر فا من كتا الله تعا لى فله حسنة، والحسنة بعشر أمثالها، لاأقول ألم حرف، ولكن ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف.[رواه الترمذى]
Artinya :
“Barang siapa membaca satu huruf dari al-Qur’an, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas spuluh kali lipata. Aku tidak mengatakan alif lam mim, itu satu huruf. Tetapi alifsatu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar